Benar, Salah

Merasa benar, tapi dikatakan salah oleh yang lain. Merasa salah dan dikatakan paling salah oleh yang lain. Apa yang dilihat cuma satu kata negatif : salah. Saya membayangkan cerita sinetron yang selalu didramatisir yang tayang di jam-jam prime time. Dimana tokoh protagonis yang baiknya seperti malaikat selalu paling salah, disalah-salahkan, dan dicari kesalahannya oleh tokoh antagonis yang jahatnya minta ampun.

Saya merasa pernah ada di periode seperti itu. Tapi bukan seperti sinetron-sinetron tadi yang berlebihan, yang memposisikan saya sebagai tokoh protagonis “malaikat”. Saya cuma merasa pernah ada di periode dimana saya merasa benar tapi dianggap salah oleh yang lain. Saya memberikan alasan kenapa benar, tapi dianggap mencari-cari alasan. Apapun alasannya, saya bisa hampir dikatakan salah.

Saya gak tau ukurannya apa untuk bisa dikatakan benar dan dikatakan salah. Saya gak tau ukurannya apa supaya bisa dianggap benar dan tidak selalu dianggap salah. Yang saya tau, saya berusaha buat melakukan hal yang benar, hal yang lurus, membuktikan kalau saya bisa berbuat banyak, berbuat banyak hal yang benar. Bukan kesalahan menurutnya apalagi kesalahan yang benar-benar salah menurutnya dan menurut saya sendiri.

Dan sebuah “postcard” untuk Tuhan ingin segera saya kirimkan, untuk sekedar berkeluh kesah kenapa. Apakah hanya karena saya berbeda??

Selamat hari sabtu jelang ahad…..

– – – –

Benar, salah. Salah, benar. Benar, salah. Salah, benar. Belum tau mana yang benar, belum tau mana yang salah. Dan akhirnya jadi angin lalu dengan simpulan : saya masih dianggap salah! 😦